Apa yang Kita Dapatkan
di dalam Kristus?
(Roma 5:1-11)
Kelulusan dengan nilai cum Laude adalah harapan yang ingin
didapatkan oleh setiap mahasiswa. Dengan mendapatkan nilai cum laude seorang
mahasiswa memiliki suatu kebanggaan, ternyata usaha yang dilakukan selama
kuliah tidak sia-sia. Bahkan dengan nilai tersebut memudahkan seorang mahasiswa
untuk mencapai apa yang diimpikan setelah kuliah. Demikian kita pun sebagai
mahasiswa pastinya mengharapkan mendapatkan nilai kelulusan cum laude sekalipun
dengan mulut mengatakan tidak, namun sesungguhnya hati paling dalam
menginginkan hal tersebut. Namun hasil berupa nilai cum laude bagi kita
hamba-hamba Tuhan bukanlah menjadi fokus utama, ada hasil yang lebih bermakna
ketika kita mengalami proses hidup bersama Tuhan. Apakah yang kita dapatkan?
Mari membuka Alkitab kita dalam Roma 5:1-11
Pada teks ini kita dapat menemukan kata-kata yang penting.
Kata-kata tersebut mengungkapkan maksud Paulus menuliskan surat ini. Kata-kata
penting tersebut adalah Kasih karunia, iman, dibenarkan/diselamatkan, bermegah.
Kata-kata penting inilah yang hendak disampaikan oleh Paulus kepada pembaca
termasuk kita. Kasih karunia, iman, dibenarkan/diselamatkan, bermegah adalah
hasil yang didapatkan dari Tuhan Yesus Kristus. Kristus memilih kita yang berdosa, kita yang tidak layak,
namun Tuhan mau memilih kita. Kalau kita melihat Roma pasal 3, pasal tersebut
menjelaskan bagaimana keadaan manusia yang berdosa, manusia tidak layak di
hadapan Tuhan, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia yang
seharusnya murni telah tercemar oleh dosa. Dosa bagaikan rantai yang mengikat
dan mengekang kehidupan manusia. Manusia mendapatkan maut akibat dosa, kematian
yang kekal untuk selama-lamanya. Namun Allah tidak membiarkan manusia
dibelenggu dosa, Ia menyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus yang menjadi
manusia. Jadi apakah yang didapatkan manusia ketika Yesus hadir dalam hidup
manusia berdosa?
1. Kasih Karunia yang membawa pada iman dan kebenaran.
Kasih. Apakah itu kasih?
Kasih adalah kata dan tindakan yang sering kali membuat alergi kebanyakan
orang, termasuk kita mahasiswa-mahasiswi teologia. Mengapa saya katakan membuat
alergi? Karena kasih adalah kata yang sangat mudah dikatakan, namun sulit untuk
dilakukan. Saya akan mengasihi jika.... (ia baik, ia mengasihi juga,dsb), saya
tidak mau mengasihi jika dia tidak sesuai dengan apa mau saya/prinsip saya. Namun
Allah mau memberikan kasih kepada orang-orang berdosa.Ia tidak hanya sebagai
sang Pemberi kasih, namun Ia adalah kasih itu sendiri. God’s Love. Allah adalah
kasih, sehingga Ia rela menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Kristus rela mati bagi orang-orang berdosa. Kristus menyelamatkan manusia
berdosa dari murka Allah (ay.8-9). Makna dari kasih Allah sangatlah dalam. Di
ayat 7 dijelaskan bahwa tidak mudah mati demi orang-orang jahat, lebih baik
mati bagi orang-orang benar. Itu pun tidak banyak orang yang mau melakukan
pengorbanan bagi orang lain, untuk diri sendiri saja sayang untuk merelakan
nyawa, apalagi untuk orang lain. Namun Allah melakukan pengorbanan yang tak
wajar ini, tak dapat diterima oleh akal pikiran manusia. Itu semua karena kasih
karunia Allah. Dengan kasih karunia ini membawa manusia memiliki suatu
kepercayaan, yaitu iman. Karena kasih-Nya, Allah memberikan iman kepada
orang-orang berdosa, sehingga mereka memperoleh keselamatan yang Ia berikan.
Jadi iman bukanlah hasil dari usaha manusia, melainkan Allah sendiri yang
memberikan iman tersebut, sehingga manusia dapat percaya. Dan iman yang telah
diterima membawa manusia pada pembenaran. Ayat 1 mengatakan kita (manusia) yang
dibenarkan karena iman... Dibenarkan ini artinya sebenarnya tidak benar, namun
dijadikan benar. Allah menjadikan manusia berdosa menjadi benar. Allah
membenarkan manusia. Ini artinya manusia yang berdosa mendapatkan pemulihan
dari Allah. Ketika manusia masih hidup dalam dosa, ia menjadi seteru Allah yang
mendatangkan murka Allah. Namun ketika manusia dibenarkan oleh Kristus, manusia
diperdamaikan dengan Allah. Hubungan antara Allah dan manusia dapat dipulihkan
kembali karena kasih karunia Allah. Kasih karunia juga melepaskan manusia dari
hukuman maut, manusia diselamatkan dari maut. Kasih karunia yang membawa iman
dan pembenaran menjadikan manusia memiliki damai sejahtera/shalom. Damai
sejahtera yang dimiliki tidak akan pernah hilang karena Allah sendiri yang
memberikan. Damai sejahtera juga membawa arti bahwa manusia telah terlepas dari
belenggu dosa.
2. Bermegah dalam Kristus.
Saya mau bertanya dengan
teman-teman, apa sih yang sering kali membuat teman-teman bermegah/bangga?
Kebanyakan orang
bangga/bermegah jika memiliki kekayaan, bermegah karena kemampuan, jaman
sekarang bermegah karena status fb, bbm, banyak yang nge-like, dan sebagainya.
Namun bermegah dalam Kristus bukan berkaitan dengan hal-hal tersebut. Pada
bagian terdapat 2 bagian bermegah, yaitu positif dan negatif.
a.
Bermegah dalam pengharapan (positif) (ay. 2, 4-5)
Inilah yang saya katakan
keadaan positif. Ketika seseorang telah memiliki iman, maka ia dapat bermegah
karena telah memiliki pengharapan kepada Allah. Orang yang telah mendapatkan
kasih karunia memiliki pengharapan
kemuliaan Allah yang akan datang. Ia telah siap jika Allah datang, karena ia
telah diselamatkan. Ia tidak lagi kuatir dan takut karena dosa-dosanya. Ia
telah diselamatkan, maka beroleh pengharapan. Pengharapan tidak akan
mengecewakan karena Allah telah menjamin hidup orang yang Ia selamatkan.
b. Bermegah dalam kesengsaraan (negatif). (ay. 3-5)
Iman kepada Kristus sering kali
disalahartikan. Ada yang beranggapan
bahwa ketika mereka hidup dalam Kristus maka terlepas dari kesengsaraan dan
penderitaan, akan hidup terlepas dari masalah.
Iman kepada Kristus bukanlah
demikian, Kristus mengijinkan kesengsaraan itu terjadi kepada manusia yang
beriman. Kesengsaraan merupakan reinforcement/penguatan dari iman kepada Allah.
Allah menghadirkan kesengsaraan untuk menguji iman kita, apakah murni atau
tidak murni. Iman yang murni adalah ketika mengalami kesengsaraan akan semakin
tekun untuk dekat kepada Tuhan, Ia semakin berharap kepada Tuhan/pengharapan
hanya kepada Tuhan. kesengsaraan tidak hanya kita diperhadapkan dengan
orang-orang untuk menyangkali iman kita melainkan kesengsaraan juga berkaitan
dengan kesusahan, sakit penyakit, kurang beruntung, putus pacar, masalah
keluarga, dan berbagai problema hidup manusia. Kesengsaraan yang dihadapi
manusia akan semakin mendewasakan iman percaya kepada Kristus. Sehingga ada
ayat Alkitab yang mengatakan iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati. Jika
hanya beriman tidak ada action iman, maka iman itu sia-sia, tidak ada artinya,
namun jika ada tantangan-tantangan iman, maka akan semakin nyata bahwa iman
dapat benar-benar dipercaya. tidak hanya sekedar perasaan manusia saja, tetapi iman dapat dipercaya
secara perasaan dan logika manusia. Melalui kesengsaraan yang dihadapi menolong
manusia untuk membuktikan iman percaya. Saya sangat suka dengan suatu kalimat
tes psikologi yang menyatakan, “ kamu
hanya akan menganggap anjing sebagai boneka anjing, jika kamu tidak benar-benar
melihat dan memegang anjing yang benar/nyata. “ Ini memang benar, jika kita
hanya beranggap saja tentang anjing, kita tidak tahu seperti apa anjing itu,
tetapi kalau kita telah melihat anjing dan menyentuhnya kita akan tahu bahwa
anjing benar-benar hidup. Demikian dengan iman, iman akan hidup dan nyata jika
kita menghadapi berbagai tantangan yang menguji kita. Ketika kita tahan uji,
kita memperoleh pengharapan yang tidak pernah mengecewakan, yaitu kemuliaan yang
akan datang bersama-sama Tuhan.
Melalui perenungan kita ini marilah kita mengoreksi setiap
pribadi kita. Apakah kita benar-benar hidup di dalam Kristus? Menjadi suatu
pertanyaan yang besar jika kita mengatakan kita beriman, kita hidup dalam
Kristus, kita telah diselamatkan, namun kehidupan kita tidak menghidupi iman
itu. Mari kita meresponi kasih karunia Kristus dengan kita mewujudnyatakan
kasih itu dalam kehidupan kita dengan sikap kita yang benar di hadapan Tuhan
dan sikap kasih kita terhadap sesama. Maka dari tindakan kita menunjukkan iman
kita kepada Tuhan, menunjukkan kasih karunia yang telah kita dapatkan.